Toba,Tapanuli.ID – Peristiwa kebakaran hebat melanda pemukiman warga di RT 3, Parsoburan Tengah, Kecamatan Habinsaran, pada Minggu (2/2/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Sebanyak sembilan rumah warga ludes terbakar dalam insiden yang terjadi begitu cepat dan meninggalkan duka mendalam bagi para korban.
Menurut informasi yang dihimpun oleh TAPANULI.ID, kebakaran ini bermula dari dapur sebuah warung nasi muslim. Dalam hitungan menit, api yang mulai berkobar segera merambat ke rumah-rumah di sisi kanan dan kiri warung tersebut. Struktur bangunan yang mayoritas terbuat dari kayu menyebabkan api semakin cepat membesar dan sulit dikendalikan.
Salah satu warga setempat, Virgo Siagian, menyaksikan langsung kejadian tersebut. Ia mengungkapkan bahwa upaya pemadaman secara manual telah dilakukan, namun karena material rumah yang mudah terbakar, api dengan cepat melahap seluruh bangunan.
“Api berasal dari rumah makan muslim. Kami sudah berusaha memadamkannya dengan alat seadanya, tetapi karena rumah-rumah di sini sebagian besar terbuat dari kayu, api semakin membesar dan sulit dikendalikan,” ujar Virgo Siagian.
Situasi semakin sulit karena pada saat kejadian, banyak penghuni rumah yang sedang tidak berada di tempat. Mereka diketahui sedang mengikuti ibadah Minggu di gereja, sehingga tidak ada tindakan cepat dari pemilik rumah untuk menyelamatkan barang-barang berharga mereka.
Masalah semakin diperparah dengan kondisi mobil pemadam kebakaran yang tersedia di Kantor Camat Habinsaran. Saat kejadian berlangsung, mobil pemadam tersebut sedang dalam perbaikan di bengkel, sehingga tidak dapat langsung dikerahkan untuk mengatasi kebakaran.
“Warga sudah menghubungi pemadam kebakaran dari Pemkab Toba, namun sayangnya, setelah pemadam tiba di lokasi, rumah-rumah yang terbakar sudah rata dengan tanah. Semua habis, termasuk padi, uang, serta dokumen-dokumen penting milik warga yang tidak sempat diselamatkan,” tambah Virgo.
Hal senada juga disampaikan oleh S. Simanjuntak, warga lain yang turut menyaksikan musibah ini. Ia mengatakan bahwa meskipun warga sekitar telah melakukan upaya pemadaman dengan cara menimba air dari sumur dan bergotong royong, api tetap tidak dapat dikendalikan.
“Cepat sekali api merambat ke kiri dan kanan. Kami sudah berusaha menyiram, tetapi tidak ada artinya. Pemadam dari Pemkab Toba pun baru tiba satu jam setelah api mulai berkobar. Saat itu, semuanya sudah ludes terbakar,” ujar Simanjuntak dengan nada sedih.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran. Diperlukan evaluasi lebih lanjut mengenai ketersediaan dan kesiapan armada pemadam kebakaran di daerah ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sampai saat ini, warga yang terdampak kebakaran masih berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Banyak di antara mereka yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda berharga. Diharapkan ada perhatian dan bantuan dari pihak terkait guna membantu para korban kebakaran dalam proses pemulihan.(Chris)
Discussion about this post