Untuk hari ke 3 perhelatan penulis di Toba, Balige Writers Festival 2024, dimulai dengan Pembacaan Pemenang Baca Puisi Sitor, yang tidak hanya mengumumkan pemenang, tapi kelas pembahasan mengenai puisi dan gaya berpuisi dari Sitor Situmorang.
Diskusi yang diisi oleh Thompson Hs, Ubaidillah Al Ansori, dan Melinda Siahaan berlangsung cukup seru dan nampak diminati oleh peserta yang sebagian dihadiri oleh siswa/i di seputaran Balige.
Markus, salah seorang siswa juga membacakan puisi Rajawali karya WS Rendra dengan begitu apiknya, hingga memukau para peserta.
“Mengapa puisi menjadi mahkota dalam sastra? Karena didalamnya bercampur antara perasaan dan data dan juga kadang kepedihan didalamnya. Sedangkan di dalam paper, jurnal, artikel berisi hal yang konkrit.” Ungkap Ubaidilah.
Salah satu penanya juga menanyakan apa maksud dari Sitor mengingat masa kecilnya saat mencoba es krim di Balige, dan ini memantik diskusi menjadi menarik mengenai hal-hal kecil yang ada di sekitar kita, ungkap Ubaidilah yang juga menceritakan pagi tadi dari Balige langsung menuju Siborongborong hanya untuk mencoba Ombus-Ombus. Dan Thompson Hs juga membacakan puisinya tentang Kue Talam dan juga Es Krim.
Discussion about this post