Medan – Kekerasan seksual yang marak terjadi di lingkungan perguruan tinggi adalah isu serius yang mengemuka. Komnas Perempuan mencatat lebih dari 4.660 kasus kekerasan seksual dalam 338.496 laporan kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2022. Lebih mencemaskan lagi, 27 persen dari laporan tersebut berkaitan dengan perguruan tinggi. Namun, angka ini hanyalah puncak gunung es, mengingat banyak korban yang tidak berani melaporkan atau melawan pelaku.
Dr. Fotarisman Zaluchu, Dosen Pembimbing Tim Fortune USU, mengungkapkan bahwa ketakutan menjadi salah satu alasan utama di balik ketidakberanian korban dan saksi untuk mengambil tindakan. Mereka khawatir akan dicemooh, dihakimi, atau bahkan mendapatkan perlakuan lebih buruk. Dosen lulusan S3 dari Belanda itu menegaskan bahwa kekerasan seksual di perguruan tinggi harus diperangi dan tidak boleh diabaikan.
Tim Fortune Universitas Sumatera Utara (USU) telah mengambil inisiatif dengan menciptakan komik edukatif yang diberi judul “Ayo Bela Teman Kita.” Komik ini bertujuan untuk mengatasi ketidakberanian dan ketidakpahaman yang sering mencegah tindakan yang tepat dalam situasi kekerasan seksual di kampus.
Paula Sigiro, anggota Tim Fortune USU, menjelaskan bahwa komik ini bukan hanya bercerita tentang kekerasan seksual, tetapi juga memberikan solusi dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh mahasiswa untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Pesan utamanya adalah bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam mencegah dan menghentikan perilaku semacam itu.
Tim Fortune USU tidak hanya mengandalkan asumsi dalam pembuatan komik ini. Mereka melakukan penelitian yang cermat dengan mewawancarai berbagai pihak yang terlibat dalam kehidupan kampus. Cecilia Sitanggang, anggota tim, menegaskan bahwa hasil penelitian ini membantu mereka menggambarkan situasi yang nyata dan mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi.
Dalam komik ini, mahasiswa akan menemukan contoh situasi kekerasan seksual yang mungkin terjadi di kampus, termasuk perilaku tidak etis dari dosen atau staf akademis. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa tentang tindakan kekerasan seksual dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi tersebut.
Lebih penting lagi, komik ini dirancang agar mudah dipahami oleh mahasiswa. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan gaya bahasa generasi muda sehingga pesan dalam komik ini dapat tersampaikan dengan efektif.
Pembuatan komik ini bukan hanya untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengubah budaya di kampus. Ini adalah langkah positif dalam menciptakan kesadaran tentang pentingnya melindungi satu sama lain dan tidak mentolerir kekerasan seksual.
“Komik edukatif ‘Ayo Bela Teman Kita’ adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berperan aktif dalam menjawab masalah krusial di perguruan tinggi. Mereka tidak hanya menjadi korban atau saksi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berusaha menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan mendukung. Dalam menghadapi masalah kekerasan seksual, pendidikan dan kesadaran adalah kunci, dan komik ini merupakan salah satu alat yang efektif dalam mencapai tujuan tersebut,” kata David Dodi Lumbantobing, Ketua Tim Fortune.
Semoga inisiatif seperti ini dapat menginspirasi perguruan tinggi lain untuk mengambil tindakan serupa dan memerangi kekerasan seksual di lingkungan kampus. (*)
Discussion about this post