Lambannya perkembangan pembangunan infrastruktur di Kota Pematang Siantar tidak boleh dianggap wajar warga kota. Ahli Madya Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. Asner Silalahi, M.T. menilai, kebutuhan akan pembangunan infrastruktur kota sesungguhnya tidak pernah berhenti.
Hal ini disampaikan Asner kepada tapanuli.id di rumahnya di Jl.Sidamanik, Kelurahan Martimbang, Kecamatan Siantar Selatan, Pematang Siantar. Pria yang lahir dan mengenyam pendidikan hingga SLTA di Siantar itu menyebut pembangunan yang terintegrasi dengan perekonomian masyarakat adalah yang terpenting.
“Banyak orang menanyakan apalagi yang mau di bangun di Siantar ini, saya justru melihat masih sangat banyak. Bukan mau mengkritisi, tetapi pembangunan infrastruktur tidak akan pernah berhenti. Jika sekarang pusat perekonomian seperti pasar sudah jenuh dan bikin macet, maka tidak bisa tidak, harus dibangun. Tinggal bagaimana caranya agar terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan saat ini, itu yang penting,” paparnya.
Alumni magister teknik jurusan Manajemen dan Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh November itu mensyaratkan adanya political will atau kebijakan politik yang bisa mendorong pembangunan infrastruktur kota agar terintegrasi dan maju.
“Kuncinya itu di pemimpin, bagaimana visi dan misinya dijabarkan dalam rencana pembangunan infrastruktur. Saya selama di kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat sudah biasa merencanakan dan menjalankan pembangunan infrastruktur bahkan di tempat yang lebih menantang seperti Papua. Siapa yang menyangka di Papua akan ada Jembatan Holtekamp, dan ternyata sekarang ada,” sebut pria yang juga menjadi tim inisiasi pembangunan jembatan sepanjang 1.328 meter dengan biaya 1,3 triliun rupiah.
Soal keterbatasan anggaran yang seringkali disebut sebagai masalah, Asner menilai tidak harus bergantung pada APBD. “Itulah mengapa seorang pemimpin atau kepala daerah itu harus gesit dan memiliki banyak akses ke sumber-sumber pendanaan baik ke pihak swasta bahkan sampai internasional. Banyak sekali pembangunan yang tidak menggunakan APBD dan berhasil, namun syaratnya kita harus tahu jalurnya dan bisa mendapatkan kepercayaan bahwa kita mampu membangun sesuai manfaatnya dan proses pembangunan yang transparan.”
Menjelang pilkada serentak 2020 mendatang, nama Asner disebut-sebut akan maju sebagai calon walikota Pematang Siantar. Derasnya dukungan dari masyarakat serta kerinduan berkarya di kampungnya sendiri, disebut suami Juliati Sihombing dan bapak tiga anak itu mendorongnya untuk siap menjawab panggilan.
“Saya lahir dan besar di sini, di Siantar. Puluhan tahun saya berkarya membangun daerah lain, saya rindu bisa berkarya di kampung saya sendiri. Ditambah lagi memang sangat banyak teman, kolega, keluarga juga masyarakat yang mendorong saya, maka saya pun siap untuk ikut di pilkada nanti,” tegasnya.
Discussion about this post