Tapsel – Inisiatif pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara (Sumtra) dinilai cukup positif namun sebelumnya juga semua pihak diingatkan harus memperhatikan keseimbangan ekonomi dan ekologis daerah itu.
Praktisi konservasi sumber daya alam, Rasyid Assaf Dongoran di Tapanuli Selatan, Selasa, mengatakan wilayah Sumatera Tenggara yang terdiri dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas , Padang Lawas Utara dan Kota Padang Sidempuan itu punya beberapa track record kelam bencana alam.
Seperti banjir bandang dan tanah longsor, bencana serangan satwa buas serta bencana gagal panen padi akibat hama dan penyakit di beberapa lokasi.
“Semangat pemekaran ini tentunya bertujuan demi percepatan kesejahteraaan ekonomi 1 juta lebih rakyat Indonesia, tapi juga harus mampu memastikan adanya pertahanan dan perbaikan ekologis,” jelasnya.
Ia mengingatkan para bupati dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota se-Sumatera Tenggara yang telah menandatangani usulan dan dukungan pemekaran propinsi nantinya benar-benar memperhatikan Kondisi Ancaman Ekologis di wilayah Kabupaten/Kotanya masing-masing
Ia berharap ada peta besar propinsi, bukan hanya bicara kesesuaian ukuran luasan propinsi dan jumlah penduduk serta potensi ekonomi saja.
Tetapi juga peta yang menunjukkan wilayah hutan yang harus dipertahankan untuk mendukung kualitas lingkungan hidup yang baik bagi propinsi baru ke depan.
Semua pihak harus menjaga kualitas Lingkungan Hidup yang baik karena Jika Bencana Alam dan Ekologis bertambah banyak paska pemekaran maka inilah yang disebut dengan kejahatan kemanusiaan karena memakan banyak korban harta dan jiwa dikemudian hari
“Secara pribadi saya sangat mendukung inisiatif pemekaran yang tentunya demi percepatan kesejahteraaan rakyat , tapi kita wajib waspada dan punya dokumen Rencana Strategis Mitigasi Bencana Ekologis,” terang Rasyid. (ANTARA)
Discussion about this post