Medan – Mahasiswa UMSU meluncurkan buku “99,99 komik Strip Zaman Now” yang berisi cerita tentang pendidikan karakter dengan pendekatan khas anak milenial.
Rektor Universitas Sumatera Utara (UMSU), Dr Agussani mengatakan, komik karya mahasiswa tentang pendidikan karakter dikemas cukup menarik dan interaktif sehingga pesan-pesan yang disampaikan melalui cerita sederhana akan mudah dipahami anak-anak.
Ia mengatakan, ide tentang pendidikan karakter melalui cerita komik bergambar patut diapresiasi karena sangat kreatif.
“Saya kira pendekatan pendidikan karakter melalui komik sangat kreatif dan gagasan yang sangat segar untuk menarik minat anak membaca sekaligus memahami pesan yang disampaikan,” katanya di Medan, Minggu (7/7).
Komik karya empat mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yaitu Rizki Azura Ayu Ningtia, Meily Winni Manik, Nabilah Khalisah br Simamora dan Dinda Dewi, menggunakan Bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa Inggris.
Penerbitan buku karya mahasiswa ini sendiri dibiayai dari hibah proposal pekan kreatifitas mahasiswa (PKM) Tahun 2019. UMSU meraih hibah terbanyak di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara yang dibiayai oleh Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi.
Ada sebanyak 38 proposal PKM yang berhasil lolos dibiayai Dikti untuk berkompetisi di Pekan Ilmiah Nasional di Bali. Jumlah ini terbanyak di Lingkungan LLDikti Sumut , sekaligus menempatkan UMSU di urutan 16 di tingkat nasional dan urutan 2 PTS se-Indonesia.
Lebih lanjut Agussani mengatakan komik karya mahasiswa ini bisa jadi alternatif yang menarik dalam mengajarkan tentang pendidikan karakter kepada anak-anak karena sangat interaktif.
Penggunaan bahasa daerah dan Bahasa Inggris dalam cerita komik yang disusun sekaligus bisa menjadi sarana mendekatkan kembali kepada anak-anak tentang keragaman bahasa dan budaya daerah sekaligus Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
“Sebagai rektor saya bangga dengan komik karya mahasiswa UMSU yang mendapatkan apresiasi dari Kemenristek Dikti ini. Semoga ini bisa menjadi bacaan yang memberi inspirasi anak-anak untuk lebih mencintai bahasa daerah sekaligus menguasai bahasa Inggris,” katanya.
Sementara Dosen Pendamping Mahasiswa, Fatimah Sari Siregar mengatakan, alasan membuat komik pembangun karakter anak dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Daerah berangkat dari rasa prihatin sebagai pendidik melihat perkembangan anak-anak dewasa ini.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sedemikian cepat membawa perubahan pada anak-anak yang cenderung lebih menyukai budaya barat dan mulai menyingkirkan budaya dan bahasa daerah.
“Dari fenomena ini adik-adik mahasiswa mempunyai ide kreatif dan inovatif untuk melestarikan budaya dan bahasa daerah tetapi dengan media yang disenangi anak-anak yaitu komik,” katanya.
Buku bergambar komik menjadi pilihan karena bisa lebih interaktif sehingga diharapkan mampu menarik perhatian anak-anak sehingga tertarik untuk membaca.
Cerita-cerita sederhana yang ditampilkan melalui gambar-gambar kartun diyakini bisa lebih menarik sehingga anak-anak tidak melaulu menghabiskan waktu dengan bermain game lewat handphone.
“Diharapkan dengan komik ini anak-anak bisa belajar bahasa Inggris dan melestarikan bahasa daerah serta cerita yang diangkat adalah cerita-cerita pembangun karakter anak karena pembentukan karakter anak harus dimulai sejak usia dini,” katanya. (ANTARA)
Discussion about this post